Krisis Ekonomi di Kabupaten Paser: Ibu Rumah Tangga Beralih ke Kayu Bakar Karena Harga Gas LPG Melonjak

Tana Paser– Krisis ekonomi yang semakin mendalam di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, turut dirasakan oleh ibu rumah tangga di wilayah tersebut. Lonjakan harga gas LPG 3 kg yang mencapai Rp 70.000 per tabung membuat banyak keluarga, terutama di Kecamatan Tanah Grogot, terpaksa mencari solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, salah satunya dengan beralih menggunakan kayu bakar untuk memasak.
Hapisah (50), seorang ibu rumah tangga dari Tanah Grogot, mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya. Ia kini terpaksa mengandalkan kayu bakar setelah harga gas LPG yang sebelumnya berkisar antara Rp 23.000 hingga Rp 30.000 per tabung, melonjak menjadi Rp 65.000 hingga Rp 70.000. “Sudah hampir dua bulan saya hanya menggunakan kayu bakar untuk memasak. Gas LPG 3 kg harganya sekarang sangat mahal, saya jadi tak bisa membelinya,” keluh Hapisah dengan wajah lelah namun tetap tegar.
Masalah ini tidak hanya terhenti pada tingginya harga gas, tetapi juga pada ketidakmerataan distribusi LPG bersubsidi di daerahnya. Meskipun Hapisah terdaftar sebagai penerima subsidi di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Paser, ia mengaku kesulitan mendapatkan pasokan gas dengan harga subsidi yang layak. “Pernah pihak RT memberikan informasi tentang pasar murah LPG 3 kg, tapi karena kami tidak punya kendaraan dan tidak tahu tempatnya, kami tetap membeli gas dengan harga tinggi,” ujar Hapisah.
Lebih lanjut, Hapisah juga mengungkapkan bahwa keluarganya belum pernah menerima bantuan sosial dari pemerintah daerah meskipun kondisi ekonomi mereka sangat membutuhkan. “Saya sangat membutuhkan bantuan sosial dari pemerintah. Saya berharap pendataan untuk orang miskin dilakukan dengan lebih tepat sasaran,” harapnya. Ia berharap bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) bisa diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, tanpa ada diskriminasi dalam pendataan.
Pascakenaikan harga gas, banyak ibu rumah tangga di Kabupaten Paser terpaksa mencari solusi serupa, beralih ke kayu bakar untuk kebutuhan memasak. Di beberapa tempat, harga gas LPG 3 kg eceran sudah mencapai Rp 70.000, sementara distribusi gas bersubsidi yang tidak merata semakin memperburuk keadaan bagi warga miskin.
Hapisah berharap agar pemerintah segera mengambil langkah untuk menurunkan harga gas LPG dan memastikan distribusinya merata di seluruh Kabupaten Paser. “Kami berharap pemerintah bisa menurunkan harga gas eceran dan memastikan distribusinya merata, agar kami tidak semakin terbebani dengan biaya hidup yang terus meningkat,” ujar Hapisah penuh harap.
Warga Kabupaten Paser berharap agar pemerintah daerah memberikan perhatian serius terhadap krisis ini dan segera turun tangan mengatasi masalah harga gas dan distribusi yang tidak merata. Bantuan sosial yang tepat sasaran serta kebijakan yang berpihak pada rakyat miskin sangat diperlukan untuk meringankan beban hidup mereka. Tanpa langkah cepat dari pemerintah, kehidupan ibu rumah tangga seperti Hapisah akan terus diliputi kekhawatiran yang mendalam. (Redaksi).
BACA JUGA